Skip to main content
Baper Lihat Jerinx Peluk Erat Nora Alexandra dengan Tangan Diborgol, Hati Tamara Bleszynski Mencelos

Baper Lihat Jerinx Peluk Erat Nora Alexandra dengan Tangan Diborgol, Hati Tamara Bleszynski Mencelos


Ramai diperbincangkan akibat tersandung kasus dugaan pencemaran nama baik, Jerinx justru banjir dukungan.

Meskipun tak sedikit juga yang melontarkan kecaman.

Namun pemilik nama I Gede Ari Astina itu kembali mendapat dukungan dari selebritis di Tanah Air.

Baru-baru ini, artis cantik Tamara Bleszynski tak mau ketinggalan untuk terus menyatakan dukungannya pada penabuh drum Superman Is Dead itu.

Melansir informasi dari Instagramnya pada Sabtu (17/10/2020), Tamara Bleszynski tak hanya memberikan dukungan untuk Jerinx.

Namun, ibu kandung Tengku Rassya itu mengaku dibuat baper oleh kelugasan kasih sayang antara Jerinx dengan istrinya.

Menyaksikan Nora Alexandra begitu kokoh dan setia mendampingi suaminya dalam segala keadaan, Tamara Bleszynski tak kuasa melontarkan rasa kagumnya.

"Malam ini..aku melihat sebuah kasih, yg berani..yg murni," ujarnya.

Sebagai manusia dan sesama manusia, berbeda pendapat atau cara berpikir diakui Tamara sebagai hal yang wajar.


Unggahan Tamara Bleszynski tentang Jerinx SID dan istrinya, Nora Alexandra.
"Kita (manusia) tdk harus seragam dalam pemikiran..tapi paling tidak kita punya rasa kasih, punya maaf," lanjutnya.

Ya, menurutnya perbedaan pendapat seharusnya menjadi hal yang wajar.

Terlebih Indonesia diketahui sebagai negara yang menganut sistem demokrasi yang menyatakan masyarakat berhak dan bebas untuk mengutarakan pendapatnya.

"Katanya Democracy...terus apa ini? Sampai kapan kita sebagai manusia harus dijejelin sebuah drama tentang sebuah lembaga yg tak mengenal rasa kasih dgn tdk mau membuka pintu maaf?" ungkap Tamara.

Ia tak henti mendukung aksi Jerinx yang lantang menyuarakan pendapat hingga tersandung ke dinding lapas.

Akhirnya, Tamara Blezinsky kembali mempertanyakan sistem demokrasi yang ada di Indonesia.

"Apakah..agar manusia terdidik utk takut dgn cara menghukum org yg berbeda pendapat dan membuat manusia ketakutan dan bungkam?"

"Sebuah propaganda yg sakit..di negeri yg katanya Demokrasi," pungkasnya.

(*)