Skip to main content
Dikira Raffi Ahmad, Ternyata Sosok Ini yang Dijuluki sebagai MC Bayaran Termahal di Indonesia, Siapa?

Dikira Raffi Ahmad, Ternyata Sosok Ini yang Dijuluki sebagai MC Bayaran Termahal di Indonesia, Siapa?

Tentu nama Raffi Ahmad sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia ya.

Apalagi Raffi Ahmad dikenal sebagai artis tajir di dunia hiburan Tanah Air.

Pasalnya, Raffi Ahmad diketahui memiliki penghasilan yang fantastis.

Namun meski demikian, usut punya usut bayaran Raffi Ahmad kalah mahal dengan sosok ini loh.

Sosok ini konon dijuluki sebagai MC dengan bayaran tinggi di dunia hiburan Tanah Air. Siapakah dia?

Sebagaimana dikutip dari Grid.ID, publik pasti mengira bahwa MC dengan bayaran mahal adalah Raffi Ahmad, Ruben Onsu, Irfan Hakim, hingga Gilang Dirga.

Namun di luar dugaan, justru komedian senior Cak Lontong lah yang disebut-sebut menjadi MC dengan bayaran mahal.

Dalam tayangan di YouTube Melaney Ricardo Selasa (22/11/2022), Cak Lontong menanggapi pernyataan tersebut.

"Masih jadi MC nomor satu terkaya?" tanya Melaney Ricardo kepada Cak Lonton, seperti dikutip Sosok.ID dari Tribunnews.com.

"Ahahahahaha, masih," Cak Lontong memberikan jawaban dengan sangat santai.

Mendengar Cak Lontong menjawab dengan nada selorohan, Melaney Ricardo pun meragukannya.

"Serius ya, bener nggak sih lu MC yang paling mahal saat ini? Jangan bohong," kata Melaney lagi.

Kali ini, Cak Lontong membantah pernyataan tersebut. Sebab menurutnya, ukuran bayaran termahal adalah sesuatu yang relatif.

Halaman Selanjutnya

Ia juga menilai narasi MC dengan bayaran termahal merupakan sebutan dari orang-orang.

"Enggak, bukan, kalau itu kan sebutan orang sebenernya, termahal, itu kan relatif," kata Cak Lontong.

"Mahalnya itu di mana? Ukurannya apa?" tambah dia.

Melaney Ricardo yang masih penasaran terus mencecar dengan pertanyaan yang sama.

"Tapi kalau di atas kertas, Cak Lontong tuh katanya MC di antara semua para artis yang MC nih, Cak Lontong itu yang paling mahal harganya," tutur Melaney.

Cak Lontong pun menyampaikan kembali bahwa ia tak tahu berapa besar bayaran MC yang lainnya. Sehingga ia pun tak bisa mengonfirmasi julukan yang diberikan orang-orang terhadapnya.

"Biasanya kan kita MC itu berapa-berapa kan nggak tau kita. Jadi mau ngomong saya termahal atau termurah kan juga nggak ngerti," tutur Cak Lontong.

Istri Tyson James Lynch itu lebih lanjut bertanya apakah bayaran Cak Lontong termasuk mahal atau tidak.

"Tapi ngerasa mahal nggak?" sahut Melaney kemudian.

"Kalau menurut aku wajar," ujar Cak Lontong.

Melaney lalu menyanjung Cak Lontong sebagai sosok komika yang mengambil segmentasi paling tepat.

"Lu tuh stand up comedy segala macem, terutama untuk company ya, Cak Lontong itu termasuk yang paling cocok menurut aku."

Pembawaan Cak Lontong sebagai MC, menurut Melaney, sangat cocok untuk para bapak-bapak di Indonesia.

"Karena mungkin lu tuh bapak-bapak juga jadi cocok masuk ke bapak-bapak, biasanya pegawai bapak-bapak."

Melaney pun bertanya mengenai cara Cak Lontong menentukan segmentasinya.

"Atau kamu tuh nyari ide-idenya tuh mana yang bisa cocok banyak perusahaan gitu?" tanyanya.

Diakui Cak Lontong, di tengah gempuran para komika dan MC muda berbakat di Indonesia, ia memiliki pasar tersendiri yang menjaganya tetap bertahan.

Hal itu merupakan salah satu hal yang amat disyukuri Cak Lontong.

"Aku tuh bersyukur karena di antara ribuan komika yang muda-muda yang luar biasa bakatnya, pinternya, aku tuh sangat beruntung karena punya segmen sendiri."

Cak Lontong bahkan tak jarang tampil untuk para pejabat.

"Di company, mungkin di kementerian, mungkin pada level seperti itu saya pas," bebernya.

Bukan itu saja, Cak Lontong juga memiliki gaya lawakan yang unik. Salah satunya, ia tak bisa menggunakan bahasa 'Lo Gue' layaknya para komika lainnya.

"Karena saya bukan tipe komika yang bisa ngomong lu gue lu gue," ujarnya.

Cak Lontong mengaku tidak cocok bergaya bicara demikian.

"Malah nggak bisa aku ngomong (gitu), nggak cocok."

Justru Cak Lontong bertahan di industri saat ini dengan gaya tutur jadul yang relatif baku.

"Jadi gaya bahasaku kan gaya bahasa jadul, gaya bahasa mungkin relatif baku, mungkin itu cocok untuk sekarang," ujarnya.

Saat ini, Cak Lontong mengakui eksistensinya masih dipertimbangkan. Namun ia tak tahu bagaimana kelak nasibnya di masa depan.

"Tapi kan kita nggak bisa ngomong, mungkin 10 tahun ke depan berbalik tuh."

"Karena yang menempati posisi pada level itu kan orang-orang yang hidup di masa sekarang masih merintis," katanya.

Cak Lontong menilai, ada kemungkinan kelak gata bahasanya dianggap kuno dan tidak cocok dengan audiens.

"Mungkin zamannya beda lagi, bisa jadi mereka nggak paham, bahasaku dianggap kuno nanti 10 tahun kedepan," imbuhnya.

Alasan lain Cak Lontong masih bisa mempertahankan eksistensinya adalah karena persaingan di segmentasinya tidak terlalu ketat.

"Artinya di segmen itu persaingannya kan jadi nggak terlalu banyak."

Meski tak memungkiri ada komika-komika lain yang bergaya serupa dirinya, namun mereka tetap bisa bertahan karena sasaran lokasi yang beragam.

"Walaupun dari sekian banyak yang lucu-lucu tadi, tapi karena mereka di area yang berbeda, jadi nggak langsung head to head bersaing dengan aku," pungkas Cak Lontong.

Halaman Awal