Skip to main content
Dijuluki The Big Five, 5 Artis Lawas yang Berani Adegan Panas pada Masanya Ini Reunian Bahas Soal Bayaran Termahal

Dijuluki The Big Five, 5 Artis Lawas yang Berani Adegan Panas pada Masanya Ini Reunian Bahas Soal Bayaran Termahal

Dijuluki The Big Five, 5 Artis Lawas yang Berani Adegan Panas pada Masanya Ini Reunian Bahas Soal Bayaran Termahal

The Big Five adalah julukan artis bayaran termahal.

Lima artis itu adalah Roy Marten, Robby Sugara, Yenny Rachman, Yati Octavia, dan Doris Callebaut.

Para artis itu incaran produser pada masanya.

Kelima artis tersebut juga berani memainkan adegan panas.

The Big Five kembali berkumpul dan membahas masa keemasannya.

Mereka juga ungkapkan bayaran termahalnya saat itu.

Melansir TribunJambi.com, “Saya beruntung bisa memerankan seorang tokoh besar perempuan. Walaupun R.A Kartini tokoh besar, saya dibayar mahal. Kalau enggak salah dibayar Rp 52 Juta,” ungkap Yenny Rachman dikutip lewat kanal YouTube Marten and Friends, Senin (09/11/2020).

Jumlah yang diungkap Yenny Rachman tersebut diterimanya saat dia membintangi film R.A Kartini, seorang pahlawan revolusioner pergerakan perempuan Indonesia.

Halaman Selanjutnya

Jumlah demikian, apabila disetarakan dengan rupiah sekarang, mungkin berkisar antara Rp 2 hingga Rp 3 miliar.

Yati Octavia dan Roy Marten juga mengungkap bayaran terbesarnya sebagai pemain film.

Yati, aktris yang terkenal berkat panggilan Ani dalam film bersama Rhoma Irama ini memperoleh bayaran yang tidak sedikit.

Yati waktu itu pas main sama Rhoma Irama, sekitar Rp 35-40an (juta),” ucap Yati Octavia.

Sedangkan Roy Marten tetap bersikukuh menyebut kalau bayarannya yang tertinggi di antara lainnya.

Pada masanya, bayaran Roy Marten bisa mencapai Rp40 Juta.

"Papa kan enggak ada biaya lipstik dan perawatan. Kalau mereka kepotong biaya. Jadi papa yang tetap termahal,” ujar Roy Marten.

The Big Five adalah imbas keputusan tersebut.

Perizinan para importir film Amerika-Eropa untuk masuk ke Indonesia pada masa tersebut membuat gaung The Big Five terdengar.

“Kami lahir dari keputusan politik pemerintah,” ucap Roy Marten.

“Mereka buat 3 film impor dan satu film Indonesia, maka peluang kami terbuka, lahirlah kami ini,” lanjut Roy.

Mereka berharap, pemerintah dapat membuat studio atau gedung film di kecamatan.

“Untuk anak-anak muda, kalau film itu sudah jadi pilihan coba bikin komitmen paling kuat untuk dirinya sendiri. Bahwa ini adalah pilihan saya dan saya akan pertanggung jawabkan secara profesional," pesan Yenny Rachman.

“Kalian jauh lebih cerdas dari kami. Kalian lebih lentur, lebih cair, lebih keren-keren. Yang paling penting adalah disiplin dan komitmen pada pekerjaan,” ucap Roy Marten.

“Harapannya mudah-mudahan bisa lebih baik dari sekarang,” ucap Yati Octavia.

Sebagai informasi, The Big Five juga sempat bermain dalam satu film berjudul Akibat Pergaulan Bebas (Matnoor Tindaon, 1977).

Film ini menjadi yang terlaris di 1978.

Halaman Awal