Kabar duka datang dari Kalina Ocktaranny dan Vicky Prasetyo.
Kalina Ocktaranny mengalami keguguran calon anak pertamanya dengan Vicky di
usia kehamilan 11 minggu.
Lewat akun Instagram pribadinya, Vicky mengunggah video saat ia dan Kalina
memeriksakan kondisi kehamilan Kalina.
Dalam video tersebut, Kalina terlihat menangis dan menutupi wajahnya dengan
tenang.
Sementara itu, Vicky terus berusaha untuk menenangkan istrinya yang terlihat
terpukul itu.
"Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa
akhlif lii khoiron minhaa," tulis Vicky.
"Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Selamat jalan
anak ku sayang," sambungnya.
Usia kehamilan Kalina memang masih terbilang muda, yaitu baru 11 minggu.
Diberitakan sebelumnya, Kalina sempat mengalami kontraksi dini dan
menyebabkan ia pendarahan.
Begitu khawatir dengan kondisi janin dalam kandungan, Kalina juga bergegas
memeriksakan kandungannya.
Namun, pada Kamis (20/8/2021), dokter menyatakan bahwa detak jantung janin
di kandungan Kalina mulai melemah.
Dokter juga sudah menyampaikan kemungkinan terburuk pada Kalina bahwa
mungkin janinnya tak dapat bertahan lama.
Kalina dan Vicky pun kini harus belajar mengikhlaskan calon buah hati
pertama mereka yang lebih dulu kembali ke surga.
Belajar dari kasus kontraksi dini yang dialami oleh Kalina, hal ini memang
sering berakhir buruk untuk bayi.
Kontraksi sewajarnya terjadi setelah usia kehamilan 37 minggu, yaitu saat
bayi sudah dekat dengan waktu lahirnya.
Namun, memang bisa saja terjadi kontraksi dini saat kehamilan masih muda.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kontraksi dini pada kehamilan, salah
satunya adalah efek dari berhubungan seksual.
Dokter spesialis kebidanan Ardiansjah Dara Sjahruddin mengatakan, sperma
merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan produksi oksitoksin dalam
tubuh ibu hamil.
Padahal, peningkatan kadar oksitoksin di dalam tubuh akan memicu terjadinya
kontraksi rahim.
Ini sebabnya saat terjadi pendarahan atau kontraksi dini, biasanya dokter
kandungan akan menyarankan agar ibu dan ayah tidak berhubungan seksual lebih
dulu.
"Paparan sperma sebelum usia kehamilan mencukupi untuk persalinan bisa
meningkatkan risiko kelahiran prematur," ucap dokter Ardi dalam seminar
media dikutip via Kompas.com.
Saat usia kehamilan melebihi 37 minggu, ibu hamil malah disarankan untuk
melakukan hubungan seksual dengan intens agar memicu kontraksi alami.
Namun, jika ingin berhubungan seksual, ibu hamil tetap diperbolehkan asalkan
mengurangi risiko terpapar sperma.
"Caranya antara lain dengan ejakulasi di luar atau menggunakan kondom,"
jelas dokter spesialis kandungan ini.
Kontraksi juga biasanya terjadi saat ibu hamil kelelahan secara ekstrem.
Oleh sebab itu, Ardi menyarankan pada ibu hamil yang usia kandungannya masih
muda untuk tidak terlalu memforsir tenaganya.