Skip to main content
Kritis Dikeroyok 7 Orang di Depan Kafe, Ini Foto Serda Donatus Boyau Anggota Pasukan Rahasia Kopassus, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan

Kritis Dikeroyok 7 Orang di Depan Kafe, Ini Foto Serda Donatus Boyau Anggota Pasukan Rahasia Kopassus, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan


Kritis dikeroyok 7 orang di depan kafe, ini sosok Serda Donatus Boyau, intelijen Kopassus yang masih satu keluarga dengan kepala suku di Papua.

Pada Minggu (18/4/2021) pagi, dua orang anggota aparat keamanan menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang diperkirakan berjumlah 7 orang. 

Kedua korban adalah anggota polisi pada satuan Brigade Mobil (Brimob), Bhayangkara Satu (Bharatu) Yohannes Samuel Biet (YSB), dan satu anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Sersan Dua (Serda) Donatus Boyau.

Anggota Brimob Bharatu YSB meninggal dunia. Adapun prajurit TNI Serda Donatus Boyau. mengalami luka parah akibat sabetan senjata tajam pengeroyok.

Bharatu YSB sempat dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan pukul 07.30 WIB.

Namun nyawanya tak tertolong karena kehabisan darah. Anggota polisi korban pengeroyokan itu dinyatakan meninggal dunia pada pukul 07.41 WIB.

Sementara Serda DB dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat.

Ternyata, satu dari dua korban pengeroyokan oleh tujuh pria di depan kawasan Melawai, Jakarta Selatan, Minggu (18/4/2021) merupakan anggota Kopassus.

Dia adalah Sersan Dua Donatus Boyau, Satuan Grup-3 Kopassus.

Informasi yang dihimpun, saat ini anggota Kopassus tersebut sedang dalam masa kritis dan mendapat perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto.

Sersan Dua Donatus Bayau dan Bharatu Yohannes Samuel Biet ditemukan pertama kali oleh warga tergeletak di trotoar Jl. Faletehan Keb. Baru Jaksel, Minggu (18/4/2021) sekitar pukul 07.30 WIB.

Karena kondisinya mengkhawatirkan, warga mengantarkan keduanya RSPP Jakarta menggunakan taksi.

Namun, nyawa Bharatu Yohannes Samuel Biet tak tertolong karena kehabisan darah.

Dari hasil pemeriksaan, Bharatu Yohannes Samuel Biet ditemukan luka tusuk lengan kanan tembus, luka robek paha kaki sebelah kanan.

Pelaku pengeroyokan terhadap anggota aparat keamanan, TNI dan Polri di kawasan Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (18/4/2021) sudah teridentifikasi.

Informasi yang diperoleh wartakotalive.com, kelompok pelaku pengeroyokan berjumlah tujuh orang.

“Infonya, dari tujuh orang pelaku, lima 5 udah ditangkep,” ujar seorang narasumber.

Informasi mengenai lima pelaku yang ditangkap, yakni inisial RMS, PW, MI, MS dan HW.

“Dua lagi masih buron,” katanya.

Informasi mengenai penangkapan pelaku juga diunggah akun instagram TNIlovers.

Akun ini mengunggah foto-foto lima lelaki, dibubuhi narasi, “Tampang pelaku pembunuhan dan penganiayaan disertai kekerasan terhadap anggota TNI & Polri. Tiba masamu kawan.

Karena perbuatan kalian, 1 nyawa melayang dan 1 sedang kritis.”

Wartawan wartakotalive.com mengonfirmasi kepada Kabid Humas Polda Metri Jaya, namun belum mendapat jawaban.


Serda Donatus Boyau tercatat sebagai anggota Grup 3/Sandhi Yudha berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur.

Komando Pasukan Khusus atau yang biasa disingkat Kopassus merupakan bagian dari Komando Tempur Utama (KOTAMA) yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat.

Prajurit Kopassus dibekali dengan kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.

Prajurit Kopassus dapat dengan mudah untuk dikenali. Menggunakan baret merah serta seragam loreng darah mengalir merupakan ciri khas prajurit Kopassus. Pasukan Kopassus sering juga disebut sebagai Korps baret merah.

Dalam operasi militer perang (OMP) Kopassus bertugas melancarkan serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh, Combat SAR, Anti Teror, maupun Operasi Inteligen Khusus.

Selain itu, Kopasus juga dapat diterjunkan dalam operasi militer selain perang bertugas sebagai bantuan kemanusiaan, operasi anti insurjensi, separatisme dan pemberontakan, perbantuan terhadap kepolisian atau pemerintah, SAR Khusus, serta Pengamanan VVIP.


Umumnya, Prajurit Kopassus berbeda dengan prajurit reguler lainnya yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Para prajurit yang tergabung dalam Kopassus sering dilibatkan untuk menjalankan misi-misi khusus.

Pasukan elite Kopassus memiliki 3 grup yang mempunyai tugas berbeda, yakni Grup I, Grup II dan Grup III.

Di antara ketiganya, hanya Grup III-lah yang memiliki keahlian tambahan yaitu spesialisasi intelijen dan peperangan rahasia.

Sementara itu, Grup I dan Grup II memiliki fungsi dan tugas pokok yang sama. Yakni Para Komando atau disingkat Prako, yang memiliki kemampuan seperti operasi lintas udara hingga penyerbuan amfibi dari laut.

Sesuai tugasnya dalam bidang intelijen, Grup III diberi satuan Sandi Yudha. Nama yang diambil dari pasukan mata-mata era majapahit, Telik Sandibhaya.

Sebagai pasukan rahasia Kopassus, Sandi Yudha memang dikenal satuan yang khusus menangani perang rahasia (clandestine operation).

Di mana mereka bergerak di balik layar, membantu prajurit lainnya secara senyap di lapangan. Serangkaian misi penting pun pernah mereka laksanakan. 

Sama seperti prajurit Kopassus lainnya, satuan Sandi Yudha juga digembleng dengan latihan keras.


Di antaranya adalah Kursus Para (2,5 bulan), Sekolah Komando (7 bulan) ditambah kursus lainnya seperti PH (Perang Hutan), PJD (Perang Jarak Dekat), Spursus (Sekolah tempur khusus) dan Dakibu (Pendaki Serbu).

Karena digunakan untuk operasi intelijen, satuan Sandi Yudha dibekali spesialisasi tambahan seperti penyamaran, navigasi, dan bela diri khusus.

Para prajurit pun kerap dikirim belajar ke luar negeri seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris bahkan Israel.

Selain menggelar operasi intelijen, pasukan Sandi Yudha sejatinya bergerak leluasa. Tanpa terikat dengan konvensi internasional dan hukum humaniter perang.

Jalan yang diambil bukanlah dengan cara kekerasan, melainkan ditempuh dengan jalan mengambil hati lawan.

Jika gagal, kekerasan dan peperangan senyap menjadi jalan terakhir bagi mereka.

Yang pasti, tugas yang diemban harus selesai. Apapun metode dan resiko yang diambil oleh pasukan Sandi Yudha.

Dilihat dari namanya, Serda Donatus Boyau masih memiliki hubungan keluarga dengan suku asli Papua, yaitu Suku Kamoro, yang berada di wilayah belantara Kabupaten Mimika, berbatasan dengan area penambangan PT Freeport. 

Kesamaan nama Boyau ditemukan pada Yohanes Yance Boyau Kepala Suku Kamoro Kabupaten Mimika. "Saya kepala suku umum dari 67 kampung di wilayah Kamoro Kabupaten Mimika," kata Yohanes Yance Boyau.


(*)