Saat dunia menghadapi wabah Covid-19, Raja Vajiralongkorn bersama para
selirnya meninggalkan Tahiland dan tinggal di Jerman.
Dalam pengasingan tersebut, ternyata Sineenat Wongvajirapakdi diikutkan dan
gelar kebangsawanannya juga dipulihkan.
Beberapa tahun belakangan ini, Raja Thailand memang
selalu menuai kontroversi karena skandalnya dengan banyak wanita hingga
kehormatan dan kepatuhan rakyatnya pun terhadap raja mulai tergerus.
Bahkan sang Raja Thailand yang bernama Maha Vajiralongkorn disebut-sebut
memiliki 20 selir untuk melayaninya.
Siapakah Maha Vajiralongkorn?
Mengutip BBC, Raja Maha Vajiralongkorn mewarisi takhta pada tahun 2016
ketika ayahnya yang telah lama memerintah, Bhumibol Adulyadej wafat.
Setelah dinobatkan sebagai raja, Maha Vajiralongkorn ternyata telah menikahi
kekasih dan permaisuri kerajaannya yang menjadikannya Ratu Suthida.
Sebagaimana diketahui, Sejak dahulu, Thailand dipimpin dengan sistem
pemerintahan monarki konstitusional dan keluarga kerajaan sangat dihormati
oleh warga Thailand serta memiliki pengaruh yang besar. Kini, apakah masih
sangat dihormati warganya?
Thailand juga memiliki undang-undang yang ketat, disebut lese majeste, yang
melarang kritik terhadap kerajaan. Hukum telah melindungi keluarga kerajaan
dari pandangan dan pengawasan publik.
Raja Thailand Vajiralongkorn, yang kini berusia 67 tahun itu, saat menerima
Mahkota Kemenangan seberat 7,3 kg emas yang dikenakan di kepalanya,
memberikan titah pertamanya, berjanji untuk memerintah dengan kebenaran,
seperti yang dilakukan ayahnya pada penobatannya 70 tahun lalu.
Raja Vajiralongkorn adalah anak kedua, dan putra pertama, dari pasangan Ratu
Sirikit dan Bhumibol Adulyadej.
Dikutip dari berbagai sumber, Raja Maha Vajiralongkorn sudah menikah 4 kali,
3 di antaranya berakhir dengan perceraian.
Ia pertama kali menikah pada tahun 1977 dengan wanita bersama Soamsawali
yang merupakan keluarga bangsawan Thailand yang masih keponakan dari ibu
Maha Vajiralongkorn.
Namun, Maha Vajiralongkorn dan Soamsawali memutuskan bercerai pada
tahun 1991 dan dikaruniai seorang anak perempuan bernama Putri
Bajrakitiyabha.
Soamsawali merupakan mantan istri yang paling beruntung karena masih
memegang gelar bangsawan setelah bercerai.
Pada tahun 1994, raja Maha Vajiralongkorn kembali menikah dengan seorang
artis bernama Sujarinee Vivacharawongse.
Lalu, mereka pun menikah dalam upacara istana yang membutuhkan restu dari
ayah Putra Mahkota, Raja Rama IX. Anehnya, tetapi tidak oleh Ratu Sirikit
sendiri, karena kurang mendapat restunya.
Kemudian, pada tahun 1996, keduanya pun lagi-lagi berakhir dengan perceraian
akibat tuduhan perselingkuhan antara Sujarinee dengan seorang pemimpin
Angkatan Udara Thailand.
Pihak istana menuduhnya melakukan perzinahan, pelecehan, dan penipuan.
Sujarinee pun kehilangan gelar bangsawan hingga melarikan diri bembawa
anaknya ke Inggris untuk mendapatkan perlindungan.
Beberapa waktu kemudian, pihak kerajaan diduga membawa paksa satu putri
tunggal mereka, Sirivannavari, kembali ke negara Thailand.
Setelah Sujarinee kabur ke Inggris, Maha Vajiralongkorn menikahi Srirasmi
Suwadee yang menjadi istri ketiganya pada tahun 2001 hingga 2014.
Kemudian, pada tahun 2014, gelar Srirasmi Suwadee dicabut menyusul
kontroversi atas korupsi yang dilakukan pihak keluarganya.
Srirasmi dinyatakan bersalah, orang tua, paman, hingga ketiga saudara
laki-lakinya dijatuhi hukuman penjara.
Srirasmi juga dipaksa untuk keluar dari kerajaan dan meninggalkan putranya,
Pangeran Dipangkorn Rasmijoti, yang merupakan pewaris takhta setelah raja.
Sejak saat itu, Srirasmi tidak pernah lagi terlihat di depan umum diduga
karena menjalani hukuman tahanan rumah.
Selanjutnya pada tahun 2019, tepat beberapa hari sebelum penobatannya
sebagai Raja, Maha Vajiralongkorn mengumumkan pernikahan dengan Suthida
Tidjai dan dinobatkan sebagai Ratu Kerajaan.
Sebelumnya Suthida merupakan mantan pramugari Thai Airways kemudian memegang
salah satu posisi di kerajaan sebagai wakil komandan unit pengawalnya. Lalu
dipromosikan menjadi jenderal penuh dalam pasukan pada Desember 2016.
Setelah beberapa bulan menikahi Suthida, Raja kembali mengumumkan
pengangkatan selirnya yang bernama Sineenat yang sebelumnya bernama Niramon
Ounprom atau yang biasa dipanggil Koi.
Niramon Ounprom adalah seorang mantan perawat, perwira, dan anggota istana
kerajaan Thailand. Ia diangkat menjadi selir raja Maha Vajiralongkorn
yang memberikannya pangkat dan jabatan militer, termasuk nama kebangsawanan
Sineenat Wongvajirapakdi.
Tidak berapa lama kemudian, Ia pun dipenjara dalam tahanan dengan keamanan
maksimum karena dianggap tidak patuh kepada kerajaan dan gelar
kebangsawanannya pun sempat dicabut.
Saat dunia menghadapi wabah Covid-19, Raja Vajiralongkorn bersama para
selirnya meninggalkan Tahiland dan tinggal di Jerman.
Dalam pengasingan tersebut, ternyata Sineenat Wongvajirapakdi diikutkan dan
gelar kebangsawanannya juga dipulihkan.
Di Jerman, Raja Vajiralongkorn bersama 20 selirnya memesan seluruh lantai
hotel bintang empat di Grand Hotel Sonnenbichl dengan berbagai fasilitas,
termasuk ‘ruang bersenang-senang’ yang dihiasi barang antik dari Thailand.
Maha Vajiralongkorn juga pernah sekolah di Inggris dan Australia dan dilatih
di Royal Military College di Canberra.
Ia kemudian menjadi seorang perwira di angkatan bersenjata Thailand dan
mengantongi kualifikasi sebagai pilot pesawat sipil dan pesawat tempur.
Skandal foto syur
Sepulang dari Jerman, langsung dihebohkan dengan kabar tersebarnya foto-foto
syur Sineenat Wongvajirapakdi yang hingga saat ini masih menjadi
pergunjingan di masyarakat Thailand bahkan menjadi perhatian dunia.
Menurut laporan, foto-foto tersebut bocor berasal dari foto memori di
ponselnya.
Disebutkan juga selir raja Thailand Sineenat, melakukan foto selfie dengan
pose syur untuk dikirimkan kepada sang raja Vajiralongkorn.
Hal itu mengungkap tabir yang selama ini menjadi misteri mengenai perilaku
raja terhadap selir-selirnya
Berikut foto-foto sang Raja Thailand yang ramai di media sosial:
Jurnalis Inggris Lakukan Investigasi Terkait Aktivitas Raja dan 20 Selirnya
JAUH sebelumnya Raja Thailand Maha Vajiralongkorn sempat mengasingkan diri ke Eropa bersama 20 selirnya, di Jerman.
Dia tinggal di hotel bersama dengan haremnya di Garmisch-Partenkirchen, Jerman.
Hotel itu ditutup rapat untuk umum dan telah disewa penuh oleh RajaThailand bersama selirnya, dan menjalani hidup dengan bebas.
Sedikit diketahui tentang apa saja yang dilakukan oleh raja Thailand tersebut bersama dengan puluhan selirnya itu di dalam kamar hotel.
Namun, seorang jurnalis Inggris yang tinggal di Australia, Andrew MacGregor Marshall, pernah melakukan investigasi.
Dia mengumpulkan informasi untuk mencari tahu perilaku raja di dalam hotel, yang kemudian dibagikan melalui Royal Stories dan Telegraf.nl.
Andrew MacGregor membocorkan, apa yang dilakukan oleh raja bersama selirnya di lantai empat hotel tersebut.
Menurut sumber tersebut, dia mengatakan beberapa selir wanita itu dibius dan diletakan sebagai bentuk belas kasihan raja, di sebuah ruangan yang disebut "room of plesures".
Kemudian, sang raja memberikan tekanan psikologis yang terlihat seperti dalam sebuah sekte.
Untuk membentuk kepribadian harem-nya, Rama X terobsesi dengan wanita-wanita muda, dan memilihnya terlebih dahulu.
Mereka di antaranya adalah wanita yang telah mendaftar dalam ketentaraan yang berharap dilirik oleh penguasa Thailand tersebut.
Beberapa wanita itu bahkan didorong oleh keluarga mereka sendiri, untuk melihat kesempatan untuk maju dengan tujuan memperkaya diri.
Begitu remaja putri itu memasuki resimen khusus angkatan udara, yang disebut dengan Special Air Service (SAS) mereka mengubah nama mereka.
Misalnya dengan Niramon Ounprom, dia menggunakan julukan Koi.
Wanita muda ini, yang secara resmi diperkenalkan pada musim panas 2019 oleh Rama X.
Kemudian naik pangkat sebelum menjadi raja dan favorit secara keseluruhan di tentara Thailand.
Tetapi sial baginya, pada Oktober tahun yang sama, raja tidak mengakuinya.
Beberapa jurnalis telah mengungkapkan di jejaring sosial berbagai data tentang wanita muda yang diduga anggota harem raja.
Mereka menunjukkan bahwa mereka semua membawa nama belakang yang terkenal.
Semua selir ini juga memakai liontin yang sama, setengah hati yang diberikan Maha Vajiralongkorn ketika mereka memasuki SAS.
Setelah bocoran yang mengejutkan ini, Andrew MacGregor Mardhall sendiri mengatakan bahwa menurut berbagai sumber, Raja Thailand sangat kecewa dengan informasi yang dia ungkapkan tentang dirinya.
Tak Bisa Membendung Media Sosial
Terkait keberadaan foto-foto syur tersebut tidak akan diberitakan oleh media utama lokal di Thailand karena hukum yang ketat terkait keluarga kerajaan.
Namun berita tersebut kembali berdatangan ke "Negeri Gajah Putih" melalui media sosial, khususnya Facebook dari dunia luar.
Thailand berusaha membuat Facebook menghapus kelompok yang mengkritik monarki, yang memiliki lebih dari satu juta anggota. Tetapi upaya itu gagal.
Thailand juga sedang berjuang melawan resesi mendalam yang disebabkan oleh Covid-19 dan jatuhnya pariwisata yang penting bagi ekonominya.
Penentang keluarga kerajaan semakin berani dalam beberapa bulan terakhir, karena unjuk rasa oleh mahasiswa yang menentang monarki semakin membengkak.
Demonstran baru-baru ini melakukan protes dengan mengenakan atasan yang mengekspos perut mereka, untuk mengejek raja.
Sebelumnya beredar foto Raja Thailand yang mengenakan pakaian serupa di bandara dan di pusat perbelanjaan Jerman.
Protes telah dipicu oleh laporan kekayaan besar raja, yang diperkirakan oleh Financial Times London antara 30-40 miliar dollar (Rp 42-56 triliun).
Uang negara itu secara efektif diletakkan di bawah kendali langsungnya oleh para pemimpin yang sukses melakukan kudeta 2014.
Dia diyakini sebagai raja terkaya di dunia.
Seperti yang dilaporkan The Daily Beast baru-baru ini, Raja Maha Vajiralongkorn juga diduga telah membangun armada luar biasa. Terdiri dari 38 jet dan helikopter untuk penggunaan eksklusif keluarga kerajaan Thailand.
Kisah kehidupan glamornya di Grand Hotel Sonnenbichl di Garmish-Partenkirchen, dengan 20 selir yang semuanya diberi nama keluarga kehormatan yang sama, juga telah merusak reputasi domestik dan internasionalnya.
Tulis Eric John, ketika dia menjadi duta besar AS untuk Bangkok, yang diterbitkan oleh Wikileaks, merinci perilaku aneh raja.
Telegram mengatakan dia memuja anjing peliharaannya, Fufu, dan memberinya gelar Marsekal Kepala Udara.
Dia dikatakan telah membawa anjing itu ke jamuan makan malam resmi, dengan mengenakan pakaian malam formal lengkap dengan sarung tangan kaki. Anjing itu bahkan minum dari gelas air minum tamu.
(*)