Skip to main content
Detik-detik Kapolres Ogan Ilir AKBP Imam Tarmudi Bopong Bocah Penderita Tumor, Semoga Kembali Ceria

Detik-detik Kapolres Ogan Ilir AKBP Imam Tarmudi Bopong Bocah Penderita Tumor, Semoga Kembali Ceria


Kabar seorang bocah empat tahun yang menderita tumor wajah yang diberitakan sejumlah media massa beberapa waktu belakangan ini membuat Polda Sumatera Selatan melalui Polres Ogan Ilir berinisiatif memberikan bantuan.

Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri, melalui Kapolres Ogan Ilir, AKBP Imam Tarmudi, beserta jajaran menyambangi kediaman bocah tersebut di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir.

Maksud kedatangan Polres Ogan Ilir beserta jajaran ini untuk membantu meringankan beban keluarga bocah bernama Elza Putra Sanjaya tersebut.

"Kami mendengar dari media massa, ada bocah yang menderita tumor wajah.

Setelah mendapat restu dan instruksi dari Bapak Kapolda, kami bertolak menuju kediaman bocah yang dimaksud," kata Kapolres Ogan Ilir, AKBP Imam Tarmudi saat menyambangi kediaman Elza di Desa Tanjung Harapan, Selasa (22/12/2020).

Begitu melihat langsung kondisi Elza yang telah sembilan bulan menderita tumor, Kapolres Ogan Ilir mengaku merasa terenyuh.

"Saya lihat foto sebelum kena tumor, ini (Elza) bocah lucu," kata Imam.

Selain memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai, Polres Ogan Ilir juga memfasilitasi perawatan Elza yang kondisinya memperihatinkan dengan benjolan besar di pipi kirinya.

Menurut Imam, Elza akan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Selatan.


"Elza dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara di Palembang. Bapak Kapolda menyetujui untuk dirawat, Insya Allah bisa menyembuhkan karena ini kepedulian kita bersama," terang Imam.

Bahkan saat akan dipindahkan ke mobil ambulans, Kapolres langsung yang membopong Elza.

Imam berharap Elza dapat segera sembuh agar bisa kembali ceria seperti anak-anak pada umumnya.

"Semoga apa yang kita laksanakan hari ini bermanfaat dan mendapat rahmat dari Allah SWT," tandas Imam.

Sementara orangtua Elza mengaku sangat bersyukur ada pihak yang bersedia membantu mengupayakan kesembuhan putra pertama mereka.

Kedua orangtua Elza, Zuhdi dan Junita yang bekerja sebagai petani, mengaku tak memiliki biaya untuk mengobati putra mereka.

Mereka pun bersyukur atas kepedulian dari Polri untuk membantu menyembuhkan Elza.

"Alhamdulillah, saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolda Sumatera Selatan dan Bapak Kapolres Ogan Ilir.

Semoga putra ini dapat diobati dan ini bisa jadi ladang pahala bagi bapak-bapak polisi," kata Zuhdi, ayahanda Elza.

Elza Putra Sanjaya hanya terbaring di tempat tidurnya dengan didampingi orangtuanya.

Bocah 4 tahun asal Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir ini mengalami pembengkakan di wajah sebelah kirinya.

Menurut orangtua Elza, putra mereka didiagnosa dokter mengidap tumor.

"Kata dokter di Palembang, anak saya kena tumor wajah," ujar Zuhdi (49 tahun), ayahanda Elza saat ditemui di kediamannya di Desa Tanjung Harapan, Kamis (17/12/2020).

Menurut Zuhdi, tumor wajah yang dialami Elza itu berawal tumbuh benjolan sebesar kelereng di pipi kiri putra pertamanya itu.

Begitu Elza bangun tidur, kata Zuhdi, benjolan itu tiba-tiba muncul dan semula dianggap hanya benjolan biasa.

"Waktu itu sekitar akhir April atau pas mau bulan puasa. Anak saya benjol kecil di pipinya.

Kami kira biasa karena digigit semut atau digigit serangga atau apa. Biasalah namanya tinggal di kampung di tengah kebun," kata Zuhdi.

Meski awalnya menganggap itu hal biasa, Zuhdi dan istrinya Junita (39 tahun) lama-lama curiga benjolan tersebut tak kunjung hilang.

Bahkan tiga bulan kemudian, Elza mengeluh kesakitan di area pipi kirinya.

Kedua orangtuanya lalu membawa Elza ke puskemas terdekat, juga ke klinik kesehatan yang ada di Tanjung Raja.

"Anak saya selama dua bulan kesakitan. Tidak bisa tidur nyenyak, makan kurang nafsu karena nyeri di pipi. Benjolan juga makin besar," ungkap Zuhdi.

Pada awal September lalu, Zuhdi dan istrinya memutuskan membawa Elza ke rumah sakit di Palembang untuk menyembuhkan benjolan di wajahnya.


Tujuan pertama yakni Rumah Sakit AK Gani Palembang, namun kata Zuhdi, pihak rumah sakit tak sanggup menangani Elza.

Begitu dibawa ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH), Elza menjalani serangkaian tes termasuk rapid test hingga dilakukan tindakan medis satu bulan kemudian.

"Oleh dokter, anak saya dipasang alat bantu pernafasan di leher. Benjolannya tidak hilang, tapi nyerinya hilang," ujar Zuhdi.

Menurutnya, dokter mendiagnosa Elza mengalami tumor wajah yang sudah menyebar ke seluruh penjuru kepala, termasuk mata dan otak.

Masih menurut dokter, kata Zuhdi, cukup sulit untuk mengoperasi tumor pada Elza, begitu juga dengan kemoterapi.

"Akhirnya saya bawa pulang dulu anak saya dan dirawat di rumah saja dengan obat-obatan tradisional," kata Zuhdi.

Selama dirawat di rumah sejak dua bulan lalu, Elza hanya terbaring di tempat tidur dan minim pergerakan.

Namun ia masih bisa makan dengan bantuan ayah-ibunya dan tidur di malam hari seperti biasa.

"Paling kalau buang air kecil, harus dibantu pakai pispot," kata Junita, ibunda Elza.

Selama merawat sang buah hati, Junita mengaku pernah didatangi seorang dokter yang mendengar kabar mengenai Elza.

Dokter tersebut mengatakan bahwa kecil kemungkinan bagi Elza untuk sembuh.

"Kata dokter itu satu banding seribu (kemungkinan Elza sembuh). Tapi saya optimis karena anak saya masih bisa bergerak dan makannya lahap," ungkap Junita.

Karena harus menjaga Elza, Junita dan suaminya yang bekerja menjadi petani terpaksa tak menjalankan aktivitas bertani.

Keduanya selalu berada di sisi Elza untuk memenuhi kebutuhan 'si bujang' putra pertama.

"Kalau dibilang tidak mencari (nafkah) karena merawat anak, ya memang persis seperti itulah kami sekarang. Tapi kami lihat Elza masih bergerak dan kasih isyarat kalau mau makan atau buang air. Menurut kami, dia masih bisa sembuh," ucap Junita.

Kedua orangtua Elza kini berharap buah hati mereka dapat pulih seperti sedia kala. Namun untuk mewujudkannya, Zuhdi dan Junita mengaku tak memiliki biaya.

Maklum, penghasilan menjadi petani hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Ini pun obat-obatan tradisional (dari tumbuhan) ngambil di sekitar rumah. Kadang juga ada orang yang bantu-bantu sedikit.

Kami berharap kalaupun ada dermawan maupun pemerintah yang bantu, semoga anak kami bisa sembuh. Tapi untuk saat ini kami hanya bisa rawat Elza di rumah saja," kata Zuhdi.

"Kita tidak membuka rekening. Untuk masyarakat yang ingin bantu, bisa langsung ke tempat kami," kata Zuhdi.