Skip to main content
Viral Seorang Pria Tempuh Jarak 10 Kilometer dengan Membawa Jenazah Ibunya Menggunakan Sepeda Motor, Berikut Fakta-faktanya

Viral Seorang Pria Tempuh Jarak 10 Kilometer dengan Membawa Jenazah Ibunya Menggunakan Sepeda Motor, Berikut Fakta-faktanya


Viral Seorang Pria Tempuh Jarak 10 Kilometer dengan Membawa Jenazah Ibunya Menggunakan Sepeda Motor, Berikut Fakta-faktanya

Viral di media sosial seorang pria asal Boyolali yang nekat membawa jenazah ibunya menggunakan bronjong di jok motor.

Peristiwa yang ramai beredar di media sosial itu terjadi di Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.

Dalam video yang beredar, terdengar percakapan seorang wanita yang mempertanyakan aksi pria pembawa jenazah.

"Iki gowo opo cobo, kok medeni banget lho, (ini bawa apa coba, menakutkan sekali)," ucapnya.

"Daerah simo gowo opo sih? (di daerah Simo bawa apa sih)," katanya lagi.

Pria pembawa jenazah ibunya di atas motor yang ditaruh pada bronjong bernama Sutejo mendadak viral.

Sosok Sutejo viral setelah videonya saat membawa jenazah ibunya diunggah di sejumlah media sosial, Kamis (29/10/2020).

Dalam video berdurasi 47 detik itu terdengar jelas perempuan yang merekam sambil mempertanyakan, apakah yang dibawa pengendara motor tersebut jenazah, karena terlihat bagian tangan.

Siapakah sosok Sutejo sebenarnya?

Berikut uraiannya:

1. Ibu meninggal di rumah Sutejo

Dari penelusuran TribunSolo.com, peristiwa itu ternyata terjadi di Dukuh Selorejo, Dukuh Selorejo, Desa Kedunglengkong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah

Lelaki itu benar bernama Sutejo, berusia 50 tahun.

Jenazah yang dibawa itu adalah ibunya, Ginem Suharti, yang meninggal pada usia 80 tahun.

Ginem merupakan warga Dukuh Selorejo RT 12 RW 4 Desa Kedunglengkong, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.

Dari keterangan Perangkat Desa Jembungan, Suwardi, semula Sutejo bersama istri dan 2 anaknya merawat ibu kandungnya, Ginem, yang sakit di rumah.

Ginem diketahui meninggal dunia Kamis (29/10/2020) pukul 08.00 WIB.

2. Mengaku ditolak warga

Dari keterangan Sutejo, ia awalnya berencana memakamkan ibunya itu di pekarangan rumah.

Lalu, ia merasa jengkel karena dilarang warga memakamkan ibunya di pekarangan rumah.

Menurut Sutejo, warga beralasan ibunya bukan berasal dari desa tersebut.

Sutejo jengkel, kemudian membawa jenazah Ginem menggunakan sepeda motor dengan memakai bronjong.

Tujuannya, untuk dimakamkan pekarangan rumah keluarga yang berada di Desa Kedung Lengkong, Simo, Boyolali tempat kelahiran ibu Ginem.

Padahal, jarak rumah Sutejo dengan desa ibunya itu cukuo jauh, sekitar 10 kilometer.

Sutejo kemudian membawa jenazah ibunya itu.

Jenazah dibawa naik motor layaknya barang dan diletakkan di bronjong motor GL 100-nya.

Belum diketahui apa maksud Sutejo membawa jenazah ibunya yang hanya dibalut kain jarik naik motor itu.

3. Sosok yang tertutup

Kapolsek Banyudono AKP Marjoko meluruskan pernyataan Sutejo bila tetangga Sutejo di Desa Jembungan menolak rencananya memakamkan ibunya di sana.

Warga bahkan tak mengetahui bila ibu Sutejo meninggal.

Belakangan, warga menyebut bila Sutejo merupakan orang yang sangat tertutup pada warga.

Marjoko juga mengakui Sutejo sangat sulit diajak berkomunikasi.

"Tadi Perangkat Desa Jembungan meluruskan, tidak betul isu di media sosial kalau ada penolakan dari warga. Mereka bahkan tidak tahu kalau ibu Sutejo meninggal, karena Sutejo itu orangnya tertutup dengan tetangga," kata Marjoko.(*)