Skip to main content
Sosok Ibrahim Assegaf, Suami Najwa Shihab Bukan Orang Sembarangan, Miliki Gelar & Profesi Mentereng

Sosok Ibrahim Assegaf, Suami Najwa Shihab Bukan Orang Sembarangan, Miliki Gelar & Profesi Mentereng

Siapa sih yang tak kenal dengan sosok Najwa Shihab?

Wanita berdarah Arab ini dikenal sebagai jurnalis dan presenter ternama yang cerdas.

Najwa Shihab kerap mengkritisi isu politik maupun sosial di tanah air.

Apabila mendengar namanya, pastilah yang terlintas di benak banyak orang adalah sosok wanita yang kritis dan tegas.

Namun siapa sangka, di balik kepribadiannya tersebut, Najwa Shihab memiliki kisah cinta yang cukup unik.

Najwa Shihab masuk ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan Akademi).

Di kampusnya inilah, Najwa Shihab bertemu dengan kakak tingkatnya, Ibrahim Assegaf.


Setelah menemukan kecocokan satu sama lain, Najwa Shihab dan Ibrahim Assegaf memutuskan untuk menikah pada tahun 1997, di Solo.

Padahal saat itu, usia Najwa Shihab masih cukup muda, yakni 20 tahun.

Lalu, siapakah sosok Ibrahim Assegaf yang berhasil menjadi suami Najwa Shihab tersebut.

Dilansir dari berbagai sumber, inilah fakta dari Ibrahim Assegaf yang memiliki segudang kemampuan.


Ibrahim Assegaf dan Najwa Shihab.

1. Ibrahim Assegaf menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1997.

2. Pada tahun 2002 hingga 2003, Ibrahim Assegaf menjadi rekan penelitian tamu di Program Studi Hukum Asia Timur Harvard Law School.

3. Ibrahim Assegaf melanjutkan pendidikan S2 di University of Melbourne pada tahun 2009 dengan gelar LLM.

4. Ibrahim Assegaf memperoleh gelar LL.M dari Universitas Melbourne, Australia, difasilitasi oleh Australian Development Scholarship.

5. Ibrahim Assegaf menjadi direktur PT Justika Siar Public (Hukum Online).

6. Ibrahim Sjarief Assegaf bergabung dengan kantor pengacara Assegaf Hamzah Partner pada tahun 2009.

7. Ibrahim Sjarief Assegaf fokus sebagai pengacara dalam bidang Perbankan & Keuangan, Restrukturisasi & Kepailitan, Corporate M & A.

8. Ibrahim Sjarief Assegaf pernah mendapatkan penghargaan IFLR 1000 Leading Lawyer in Financial & Corporate, Banking and M&A pada tahun 2016.

9. Ibrahim Sjarief Assegaf terdaftar sebagai "Leader in his Field" by Chambers Asia Pacific in Banking & Finance sejak tahun 2016.

10. Ibrahim Sjarief Assegaf diakui sebagai "Leading Lawyer" by Asialaw Leading Lawyers pada tahun 2016.

Najwa Shihab Pilu Dengar Cerita Dea Ayah, Ibu, Kakak & Ponakannya Tewas Akibat Corona: Mimpi Buruk

Presenter Najwa Shihab turut prihatin saat mendengar kisah satu keluarga di Surabaya tewas akibat keganasan virus corona.

Kepada Najwa Shibab, Dea Winnie Pertiwi wanita asal Surabaya, Jawa Timur menceritakan kronologi kematian semua anggota keluarganya akibat Covid-19.

Tak tanggung-tanggung Dea Winnie Pertiwi kehilangan ayah, ibu, kakak, dan calon keponakananya akibat virus corona.

Mendengar cerita Dea Winnie Pertiwi, wajah Najwa Shihab mendadak pilu.

Presenter yang terkenal tegas ini turut merasakan kepiluan yang dirasakan Dea setelah kehilangan keluarganya akibat virus corona.

Bahkan Najwa menyebut apa yang dialami Dea seperti sebuah mimpi buruk.


"Jadi cepat sekali ya Dea kita tidak membayangkan semua cepat sekali, sakit isolasi kakak meninggal, papa meninggal, mama meninggal betul-betul rasanya seperti mimpi buruk yang tidak bangun," ujar Najwa.

Meski begitu Dea tampaknya sudah lebih tegar saat berbincang-bincang bersama Najwa Shihab via video teleconference.

Dea mengaku tertularnya semua anggota keluarganya bermula saat sang kakak dan istri nekat cek kehamilan.

Wawancara Dea ini terekam dalam acara Talkshow Mata Najwa, Rabu (15/7/2020) tadi malam.

"Dea turut berduka atas meninggalnya kakak, meninggalnya orangtua.

Betul-betul terkejut mendengar cerita Dea," kata Najwa mengawali.

Najwa kemudian menanyakan soal awal mula Virus itu masuk ke keluarganya hingga merenggut nyawa orang-orang tersayang. 

Menurut Dea, orang pertama yang terpapar Covid-19 adalah kakak iparnya lalu menularkan kakak kedua Dea. 

Selanjutnya kakak pertama Dea (Istri dari pasien pertama) tertular

Naasnya lagi si kakak pertama sedang hamil tua, 8 bulan. 

"Jadi sebenarnya yang pertama kali sakit itu kakak ipar saya, dia kan sembuh kemudian nular ke kakak saya yang kedua, lalu  (Istri si pria)," kata Dea sambil menahan air mata.

"Setelah itu baru ke mama terus kemudian papa,"

Korban pertama dalam kasus ini adalah keponakan Dea yang ada dalam kandungan kakak pertamanya. 

Selanjutnya sang kakak pun tak bisa bertahan hingga tewas. 

Sang ibu yang diisolasi di tempat lain bersama ayahnya. 


Ibundanya melihat langsung ayah meregang nyawa tanpa tahu anak sulungnya sudah meninggal terlebih dahulu. 

Tak sanggup lagi menahan sakit, ibunda pun pergi untuk selamanya. 

Sibuk bolak balik ke rumah sakit mengantarkan tiga kerabatnya itu, Dea pun positif virus corona. 

Hanya saja dirinya sudah sehat dan dinyatakan bebas Covid-19. 

Petaka ini ternyata bermula saat kakak ipar dan kakak kandungnya memeriksakan kehamilan di rumah sakit. 

Setelah dari rumah sakit itulah kakak ipar mulai merasakan sakit. 

"Jadi kakak aku periksa kehamilan di ruma sakit, kan udah 8 bulan kandungannya," katanya. 

(*)